Notification

×

Iklan

Iklan

Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus: Soekarno-Hatta Diculik Golongan Muda

Senin, 16 Agustus 2021 | 21:39 WIB Last Updated 2021-08-16T14:39:02Z
Soekarno-Hatta Rengasdengklok
Soekarno-Hatta (Foto: Istimewa).

HISTORI, BININTA.COM - Peristiwa Rengasdengklok 16 Agustus 1945 merupakan peristiwa bersejarah dalam Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pada Kamis, 16 Agustus 1945, golongan muda yang diwakili Wikana, Sukarni, Chairul Saleh, Sajuti Melik, Asmara Hadi, Subadrio Sastrosatomo dan lainnya, menculik Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.

Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok dan didesak untuk segera memproklamirkan kemerdakaan Indonesia.

Peristiwa penculikan Soekarno-Hatta ini kemudian dikenal sebagai Peristiwa Rengasdengklok dan menjadi salah satu bagian sejarah terpenting bangsa Indonesia.

Sebab sehari setelah penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok atau tepatnya pada 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Penculikan Soekarno-Hatta Ke Rengasdengklok


Penculikan Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dimulai dari desas-desus mengenai kekalahan Jepang dari Sekutu dalam Perang Dunia II.

Kekalahan Jepang membuka peluang kemerdekaan Indonesia tanpa harus diberikan Jepang melainkan melalui perjuangan sendiri oleh bangsa Indonesia.

Menyikapi kekalahan Jepang ini, golongan muda, yang dipimpin Chairul Saleh mengadakan rapat di Gedung Lembaga Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta, pada 15 Agustus 1945 malam.

Dalam pertemuan itu, para pemuda sepakat agar Soekarno-Hatta segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. 

Mereka juga menyepakati kemerdekaan Indonesia tidak dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebab lembaga itu dianggap sebagai lembaga bentukan Jepang.

Golongan muda lalu menyampaikan desakan proklamasi kemerdekaan kepada Soekarno. Namun Soekarno menolak. Pasalnya, Soekarno adalah ketua PPKI sehingga tidak bisa melepaskan tanggung jawabnya begitu saja. 

Perbedaan pendapat perihal kemerdekaan Indonesia ini kemudian membuat golongan muda menginisiasi penculikan Soekarno agar tidak dipengaruhi oleh pihak Jepang.

Golongan muda kembali menggelar rapat di jalan Menteng 31. Soekarni dan PETA juga ikut dalam rapat tersebut, demikian di kutip dari Antara.

Dan hasilnya, mereka sepakat menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Rengasdengklok dipilih karena lokasi itu merupakan markas PETA. 

"Kemudian dipilih Rengasdengklok yang menjadi markas PETA," jelas sejarawan Rusdhi Hoesein, dikutip dari Antara via Liputan6.

Pada pukul 04.30, tanggal 16 Agustus 1945, golongan muda melancarkan aksinya. Mereka membagi tugas dan menjemput Soekarno dan Hatta dari rumah masing-masing. Keduanya langsung dibawa ke Rengasdengklok.

Pada pukul 07.00, Soekarno-Hatta sampai di Rengasdengklok. Keduanya disambut seluruh anggota PETA lalu dibawa ke rumah milik seorang pemimpin PETA Djiaw Kie Siong untuk mengaburkan deteksi tentara Jepang.

Golongan muda lalu kembali mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan. Namun, Soekarno tegas menolak.

Peristiwa Rengasdengklok Berakhir


Setelah perdebatan antara Soekarno-Hatta dan golongan muda perihal proklamasi kemerdekaan. Akhirnya, kesepakatan berhasil dicapai.

Soekarno-Hatta akan segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada esok harinya, 17 Agustus 1945 sebelum pukul 12.00.

Ahmad Soebardjo menjadi penengah kesepakatan antara golongan tua dan golongan muda itu. Bahkan, Ahmad Soebardjo menjaminkan dirinya jika proklamasi tidak terlaksana.

Dia lalu membawa Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta.

Keesokan harinya, atau tepat pada Jumat, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Soekarno yang didampingi Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. (Red)
×
Berita Terbaru Update